Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat tersendiri, berbagai macam upacara dan kegiatan dilakukan untuk memperingatinya. Budaya nusantara di Indonesia masih kental, walau kini perlahan terkikis oleh era modern.
Surabaya yang terkenal dengan kota metropolitan yang ke-2 setelah jakarta, ternyata masih terasa tradisi budayanya. Seperti di desa-desa, yang mensyukuri atas hasil bumi yang melimpah dengan kegiatan yang biasa kita sebut Sedekah Bumi atau dalam bahasa jawa Tegal Desa (Tegal Deso).
Nah, di kawasan kota surabaya sangat marak kegiatan-kegiatan seperti ini, terutama di daerah persawahan atau perkebunan yang masih tercium aroma pedesaannya (lebih tepatnya pinggiran kota Surabaya).
Tegal Desa atau tegal Deso ini kegiatan seperti acara syukuran pada umumnya, yaitu membuat makanan dari hasil panen dan dibagikan pada orang-orang yang mereka kenal, seperti saudara, tetangga, hingga kerabat lain. Kegiatan seperti ini tak kalah dengan tradisi lebaran yang membuat ketupat dan opor ayam, serta berkunjung kerumah kerabat untuk bermaaf-maafan. Namun bedanya di sini adalah kita berkunjung untuk menikmati hasil bumi yang telah diolah sebagai rasa syukur Layaknya prasmanan, si tuan rumah menyediakan banyak sekali (meskipun menunya sama). Tidak hanya itu, namun ada kegiatan-kegiatan lain untuk meramaikannya, seperti wayang, ludruk, panggung orkes, karawitan, dan masih banyak lainnya untuk memeriahkan acara ini.
Saya sangat senang dapat mengikuti kegiatan Tegal Desa ini walau saya bukan orang desa, namun karena ada kerabat yang mengundang saya dalam kegiatan ini. Ada banyak makanan yang disuguhkan, bahkan dibawakan beberapa makanan untuk dibawa pulang agar dapat dinikmati dirumah saya sendiri. Saya sangat berharap tahun depan dapat mengikuti kembali kegiatan Tegal Desa, karena kegiatan seperti ini hanya satu kali dalam setahun. Dan kita harus mempertahankan kebudayaan leluhur yang menjadi tradisi dibangsa ini.
Tegal Desa atau tegal Deso ini kegiatan seperti acara syukuran pada umumnya, yaitu membuat makanan dari hasil panen dan dibagikan pada orang-orang yang mereka kenal, seperti saudara, tetangga, hingga kerabat lain. Kegiatan seperti ini tak kalah dengan tradisi lebaran yang membuat ketupat dan opor ayam, serta berkunjung kerumah kerabat untuk bermaaf-maafan. Namun bedanya di sini adalah kita berkunjung untuk menikmati hasil bumi yang telah diolah sebagai rasa syukur Layaknya prasmanan, si tuan rumah menyediakan banyak sekali (meskipun menunya sama). Tidak hanya itu, namun ada kegiatan-kegiatan lain untuk meramaikannya, seperti wayang, ludruk, panggung orkes, karawitan, dan masih banyak lainnya untuk memeriahkan acara ini.
Saya sangat senang dapat mengikuti kegiatan Tegal Desa ini walau saya bukan orang desa, namun karena ada kerabat yang mengundang saya dalam kegiatan ini. Ada banyak makanan yang disuguhkan, bahkan dibawakan beberapa makanan untuk dibawa pulang agar dapat dinikmati dirumah saya sendiri. Saya sangat berharap tahun depan dapat mengikuti kembali kegiatan Tegal Desa, karena kegiatan seperti ini hanya satu kali dalam setahun. Dan kita harus mempertahankan kebudayaan leluhur yang menjadi tradisi dibangsa ini.
Komentar
Posting Komentar